
Kerap mengalami cedera kepala, pemain dan pelatih sepak bola hendaknya mulai memperhatikan risiko-risiko yang mungkin dialami selanjutnya. Jika dipaksakan terus bermain, bukan tidak mungkin risiko demensia 'menghantui' para pemain.
Sebuah editorial pada jurnal ilmiah The Lancet Neurology mengatakan bahwa keputusan pemain yang mengalami cedera kepala saat bermain sebaiknya tidak diberikan kepada pihak yang memiliki kepentingan pada permainan, seperti pemain dan pelatih, melainkan pada staf medis. Ini dilakukan untuk menghindari risiko berkelanjutan.
Hal ini berkaitan kepada insiden saat piala dunia sepak bola 2014 berlangsung. Dalam laga Inggris melawan Uruguay, pemain Uruguay Alvaro Pereira mengalami trauma di kepala dan tampak pingsan di tengah lapangan.
Pereira kemudian ditandu keluar lapangan, namun selang berapa lama ia siuman dan terlihat beragumen dengan dokter timnya untuk diperbolehkan kembali bermain ke lapangan. Pada akhirnya Pereira diizinkan untuk bermain kembali meskipun terlihat sepertinya ia mengalami gegar otak.
"Karena tanda dan gejala gegar otak tidak terlihat dengan segera, memindahkan atlet dari lapangan dengan segera saat ada kecurigaan cedera merupakan pendekatan yang paling aman," demikian dikutip dari BBC, ).
Federation Internationale de Football Association (FIFA) sebagai organisasi yang bertanggung jawab terhadap sepak bola dunia dinilai gagal menghadapi hal tersebut. FIFA dikritik seharusnya insiden serupa harus ditangani secara aman dengan memastikan pemain segera dipindahkan dari permainan.
Antonio Belli, seorang pengajar neurotrauma di University of Birmingham, Inggris, mengatakan pemain sebenarnya tidak mengerti seberapa berbahaya gegar otak tersebut.
"Saat pemain kembali ke lapangan dan terus bermain, mereka melakukan tindakan yang salah. Ada banyak alasan medis mengapa sebaiknya mereka tidak melanjutkan permainan," kata Belli.
Konsekuensi jangka panjang jika cedera pada otak ringan terjadi saat pertandingan berlangsung dibiarkan, pemain akan dihadapkan pada risiko demensia atau penyakit kemampuan kognitif dan memori.
Baca juga artikel yang lainnya
Dunia Pengetahuan